CUBITAN SAYANG BIDADARI TAK
BERSAYAP
Cubitan
sayang bidadari tak bersayap
Dialah
yang selalu ku panggil Ibu
Dengan
beribu jasanya yang tak mampu ku balas
Walaupun
kuberikan ribuan kemewahan
Cubitan
sayang bidadari tak bersayap
Semakin
lama rasa cubitan itu makin menghilang
Semakin
lama warna cubitan itu makin memudar
Cubitan
menghilang, kasih sayang tetap melekat
Cubitan
sayang bidadari tak bersayap
Menjadi
dewasa kini membuatku sadar
Betapa
sangat berartinya cubitan sayang itu
Sebagai
penyemangat menaklukan dunia demi kesuksesan
Biodata
Penulis :
Jumrahyana,
lahir di Raha, Sulawesi tenggara, 10 Oktober 1997. Saat ini tercatat sebagai
Mahasiswi S1 Farmasi di Universitas Indonesia Timur, Makassar. Ia mulai
menekuni dunia literasi saat duduk di dunia perkuliahan dengan mengikuti
berbagai seminar kepenulisan & terus mengasah dirinya. Puisi Cubitan sayang bidadari tak bersayap merupakan
puisi yang di persembahkan kepada keluarga terutama Ibunya sebagai bentuk
ungkapan rasa sayang. Adapun salah satu puisi lain yang ditulisnya yaitu Aku dan Langkahku (2019).Dan Cerpen
pertamanya juga diterbitkan dalam Antologi ramadhan; Cahaya Ramadhan Dari Negeri Ginseng. Kini ia masih aktif sebagai
Mahasiswa Farmasi tingkat akhir dan
masih tetap mendalami dunia kepenulisan. Jejaknya bisa di lihat melaui akun IG
@yana_jmr.
No comments:
Post a Comment