Sunday, October 6, 2019

BIOFARMASEUTIKA : EFEK PILOKARPIN DAN ADRENALIN TERHADAP HEWAN UJI MENCIT


LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR



LEMBAR KERJA  HASIL PRAKTIKUM

EFEK PILOKARPIN DAN ADRENALIN TERHADAP HEWAN UJI MENCIT (Mus musculus)










OLEH :

JUMRAHYANA
(15. 201.506)
KELAS : I – 15






FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2017













BAB I
PENDAHULUAN


Sel saraf merupakan sel yang sangat khusus yang dapat menghantarkan dan memicu rangsang listrik secara hayati. Mereka berkomunikasi bersama dengan sel saraf lain melalui jaringan kerja yang rumit dan dapat mengatur semua jaringan dan organ. Sel saraf dapat dirangsang atau dihambat karena membrane sel saraf permeabilitasnya mudah berubah karena pengaruh neurotransmitter endogen atau obat.
Sel saraf terdiri dari badan sel yang didalamnya mempunyai inti sel, nucleolus, reticulum endoplsama, mitokondria, badan golgi , diluarnya terdapat banyak dendrite kemudian bagian yang menjulur yang menempel pada badan sel disebut akson hillock yang disambung dengan juluran yang disebut akson.
Neurotransmitter adalah senyawa yang disintesis, disimpan dalam saraf tempat dia bekerja, sekresinya tergantung adanya ion kalsium, terdapat mekanisme cepat untuk inaktifasinya ( misalnya hidrolisis). Neurotransmitter yang murni adalah asetilkolin yang terdapat pada saraf parasimpatis, sehingga saat ini disebut juga saraf kolinergik. Reseptor kolinergik dibedakan menjadi reseptor muskarinik dan nikotinik. Reseptor muskarinik terdapat pada ganglia dan kelenjar, jantung, otot polos. Sedangkan nikotinik terdapat pada ganglia otonom, adrenal medulla, SSP disebut nikotinik neural dan yang terdapt pada sambungan otot disebut nikotinik muscle.
Perangsangan saraf parasimpatis ini menyebabkan timbulnya beberapa efek farmakodinamik baik pada hewan atau manusia yaitu : miosis (penyempitan pupil mata), peningkatan motalitas lambung dan usus, tremor dan kejang, vasodilatasi perifer, bronkokontriksi, peningkatan salivasi, keringat dan air mata, dieresis, ereksi dan muntah. Sedangkan Perangsangan saraf simpatis yaitu straub, grooming yang berlebihan, midriasis, vasokontriksi, bronkodilatasi, eksoftalmus, ejakulasi, relaksasi saluran cerna.

 

























BAB II
METODE KERJA

A.      Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan ada hari Rabu, 22 Februari 2017 pukul 13.00 WIT – selesai. Bertempat di Laboratorium Biofarmaseutika. Fakultas Farmasi. Universitas Indonesia Timur, Makassar.
B.      Alat dan bahan
1.       Alat
a.    Gelas kimia 250 ml
b.   Gelas ukur 5 ml
c.    Pipet tetes
d.   Spoit injeksi 1cc
e.   Stopwatch
f.     Timbangan analitik
g.    Timbangan digital
2.       Bahan
a.    Aquadest
b.   Aqua pro injeksi
c.    Adrenalin (epinefrin) 1mg/ 1ml
d.   Hewan uji mencit (Mus musculus)
e.   Pilokarpin 2%
f.     Tissue

C.      Prosedur kerja
1.       Penyiapan hewan uji mencit (Mus musculus)
a.    Disiapkan alat dan bahan
b.   Diambil hewan uji mencit (Mus musculus) kemudian ditimbang
c.    Hewan uji dipusakan, dikelompokkann lalu dipisahkan antara jantan dan betina
2.       Pembuatan larutan adrenalin 1mg/ 1ml
a.    Disiapkan alat dan bahan
b.   Dibuat larutan stok dengan memipet adrenalin 1 ml kemudian dicukupkan volumenya sebanyak 12,82 ml dengan menggunakan aqua pro injeksi. Kemudian diambil 1 ml dari pengenceran pertama dan cukupkan dalam 20 ml
c.    Dimasukkan ke dalam wadah, beri etiket
3.       Pembuatan pilokarpin 2%
a.    Disiapkan alat dan bahan
b.   Dibuat larutan stok dengan memipet pilokarpin 1 ml kemudian dicukupkan volumenya sebanyak 12,82 ml dengan menggunakan aqua pro injeksi. Kemudian diambil 1 ml dari pengenceran pertama dan cukupkan dalam 20 ml
c.    Dimasukkan ke dalam wadah, beri etiket
4.       Perlakuan hewan uji
a.    Pemberian adrenalin 1mg/ 1ml
1)      Disiapkan alat dan bahan
2)      Ditimbang hewan uji mencit. Setelah itu ujung ekor hewan uji mencit diangkat. Kemudian dipipet, diantara jari manis dan jari kelingking dan ibu jari telunjuk menjepit tengkuk hewan uji seerat mungkin
3)      Di spoit larutan adrenalin kemudian disuntikkan di kulit bawah bagian perut dengan tidak mengenai usus secara perlahan, pada hewan uji jantan diberikan 0,3 ml dan pada hewan uji betina diberikan 0,26 ml.
4)      Diamati efek farmakodinamik yang ditimbulkan oleh adrenalin pada tiap selang waktu 5’, 10’,15’,20’,25’,30’
b.   Pemberian pilokarpin 2%
1)      Disiapkan alat dan bahan
2)      Ditimbang hewan uji mencit. Setelah itu ujung ekor hewan uji mencit diangkat. Kemudian dipipet, diantara jari manis dan jari kelingking dan ibu jari telunjuk menjepit tengkuk hewan uji seerat mungkin
3)      Di spoit larutan pilokarpin kemudian disuntikkan di kulit bawah bagian perut dengan tidak mengenai usus secara perlahan, pada hewan uji jantan diberikan 0,3 ml dan pada hewan uji betina diberikan 0,26 ml.
4)      Diamati efek farmakodinamik yang ditimbulkan oleh adrenalin pada tiap selang waktu 5’, 10’,15’,20’,25’,30’



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
1. Tabel pengamatan

No

Efek
neurofarmakologi

Gender
Obat yang digunakan
pilokarpin 2%
adrenalin 1mg/ 1ml
5
10
15
20
25
30
5
10
15
20
25
30
1

Midriasis
Jantan
-
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
Betina
-
-
+
-
-
-
+
-
-
-
-
-
2

Miosis
Jantan
-
+
+
-
-
-
-
-
+
-
-
-
Betina
+
+
-
+
+
+
-
-
-
-
-
-
3

Vasokontriksi
Jantan
+
+
+
+
-
+
+
-
+
+
-
+
Betina
+
+
-
-
-
+
+
-
-
-
-
-
4

Vasodilatasi
Jantan
-
-
-
+
+
-
-
-
-
+
+
-
Betina
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5

Bronkokontriksi
Jantan
-
+
-
-
-
+
+
+
+
-
-
-
Betina
-
+
-
-
+
-
+
-
-
-
-
-
6

Bronkodilatasi
Jantan
-
-
+
+
+
-
-
-
-
-
-
-
Betina
+
-
+
+
-
+
-
-
-
-
-
-
7

Grooming
Jantan
-
-
+
+
+
-
-
-
-
-
-
-
Betina
+
+
+
-
+
+
-
+
-
-
-
-
8

Straub
Jantan
-
-
-
-
-
+
-
-
-
+
-
-
Betina
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
+
9

Salivasi
Jantan
-
-
-
-
-
-
-
-
+
-
-
+
Betina
-
-
+
+
+
-
-
-
-
+
-
-
10

Dieresis
Jantan
+
-
-
-
-
+
-
-
-
-
-
-
Betina
-
-
-
-
+
-
-
-
-
-
-
-
11

Diare
Jantan
-
+
-
-
-
-
-
+
+
+
-
-
Betina
-
+
+
-
-
-
-
-
+
-
-
-
12

Ereksi
Jantan
-
-
-
+
+
+
+
+
+
+
+
-
Betina
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
13

Ejakulasi
Jantan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Betina
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14

Tremor
Jantan
-
+
+
-
-
+
-
-
-
-
-
-
Betina
-
+
+
+
-
+
+
-
-
-
-
-
15

Kejang
Jantan
-

-
-
-
-
-
-
-
-
-
+
Betina
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
+
16

Eksoftalmus
Jantan
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Betina
-
+
+
+
-
-
+
-
-
-
-
-
17

Muntah
Jantan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Betina
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan :  ( + ) ada efek
                                ( - ) tidak ada efek
B.      Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan efek pilokarpin 2% dan adrenalin pada hewan uji mencit (Mus musculus) yang digunakan yaitu 2 mencit jantan dan 2 mencit betina.
Pada  hewan uji mencit (Mus musculus) jantan I yang menggunakan obat pilokarpin 2%. Efek neurofarmakologi yang terjadi yaitu midriasis pada menit ke 15, 20, 25, 30. Miosis pada menit ke 10, 15. Vasokontriksi pada menit ke 5,10,15,20,30. Vasodilatasi pada menit ke 20,25. Bronkokontriksi pada menit ke 5,10,30. Bronkodilatasi pada menit ke 15,20,25. Grooming pada menit ke 15,20. Straub pada menit ke 30. Diuresis pada menit ke 30. Diare pada menit ke 10. Ereksi pada menit ke 20,25,30. Tremor pada menit ke 10,15,30. Kejang pada menit ke 10. Eksoftalmus pada menit ke 5,10,15,20,25,30.
Pada  hewan uji mencit (Mus musculus) betina I yang menggunakan obat pilokarpin 2%. Efek neurofarmakologi yang terjadi yaitu midriasis pada menit ke 15. Miosis pada menit ke 5,10, ,20,25,30. Vasokontriksi pada menit ke 5,10,30. Vasodilatasi pada menit ke 5,10,30. Bronkokontriksi pada menit ke 25. Bronkodilatasi pada menit ke 5,10,15,20,30. Grooming pada menit ke 5,10,15,20,30. Saliva pada menit ke 15,20,25. Diuresis pada menit ke 25. Diare pada menit ke 10. Eksoftalmus pada menit ke 15.
Pada  hewan uji mencit (Mus musculus) jantan II yang menggunakan obat adrenalin 1mg/ 1ml. Efek neurofarmakologi yang terjadi yaitu midriasis pada menit ke 5, 10, 20, 25. Miosis pada menit ke 15. Vasokontriksi pada menit ke 5,10,15,30. Vasodilatasi pada menit ke 20,25. Bronkokontriksi pada menit ke 5,10,15. Grooming pada menit ke 10,15,20,30. Diare pada menit ke 10,15,20. Kejang pada menit ke 30. Eksoftalmus pada menit ke 5,10,15,20,25,30.
Pada  hewan uji mencit (Mus musculus) betina II yang menggunakan obat adrenalin 1mg/ 1ml. Efek neurofarmakologi yang terjadi yaitu midriasis pada menit ke 5. Vasokontriksi pada menit ke 5,10. Bronkodilatasi pada menit ke 5. Grooming pada menit ke 10. Straub pada menit ke 30. Saliva pada menit ke 15. Diare pada menit ke 15.  Tremor pada menit ke 5.kejang pada menit ke 30.
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka dilihat bahwa pemberian obat pilokarpin 2% dan adrenalin sangat mempengaruhi kondisi uji mencit (Mus musculus) dengan berbagai gejala/efek yang ditimbulkannya baik pada saraf simpatik dan parasimpatik.
Adapun faktor- faktor kesalahan yaitu :
1.            Kurang teliti pada saat praktikum
2.            Cara kerja praktikan yang tidak sesuai dengan prosedur prakitkum
3.            Alat-alat yang kurang steril



BAB V
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dari percobaan yang diakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.    Pilokarpin 2% mempunyai efek kolinergik atau parasimpatomimetik dirangsang dan melepaskan asetikolin pada ujung neuronnya. Adapun efek neurofarmakologinya yang terjadi yaitu : miosis (penyempitan pupil mata), peningkatan motalitas lambung dan usus, tremor dan kejang, vasodilatasi perifer, bronkokontriksi, peningkatan salivasi, keringat dan air mata, dieresis, ereksi dan muntah.
2.    Adrenalin 1mg/1 ml mempunyai efek adrenergic simpatomimetik yaitu zat yang menimbulkan efek yang sama dengan efek yang terjadi bila saraf simpatomimetik dirangsang dan melepaskan asetilkolin pada ujung neuronnya. Adapun efek neurofarmakologinya yang terjadi yaitu : straub, grooming yang berlebihan, midriasis, vasokontriksi, bronkodilatasi, eksoftalmus, ejakulasi, relaksasi saluran cerna.
B.      SARAN
Kami sebagai praktikan mengharapkan bimbingan dan arahan pada saat praktikum dan penulisn laporan
Kami sebagai praktikan mengharapkan agar alat dan bahan dilengkapi lagi agar proses praktikum berjalan lancar.

LAMPIRAN
A.      SKEMA KERJA







B.      PERHITUNGAN
1.       Pembuatan larutan adrenalin 1 mg/ 1 ml
Dosis untuk berat badan minimum :
                        = D x fk
                        = 1 X 0,0026
                        = 0,0026
Dosis untuk berat badan maksimum :
                        = 30 x 0,0026
                                                       20
                                                    = 0,0039 mg

Pengenceran bertingkat
            1        : 0,0039
            1        : 256,41 = 20 ml -à 12,82
Dipipet 1 ml larutan adrenalin kemudian ad aqua pro injeksi sebanyak 12,82 -à diambil 1 ml ad aqua pro injeksi sebanyak 20 ml 

2.       Pembuatan larutan pilokarpin 2% = 2g     = 2000mg  = 20 mg
                                                                    100ml    100 mg

Dosis untuk berat badan minimum :
    = D x fk
    = 20 X 0,0026
    = 0,052 mg
Dosis untuk berat badan maksimum :
    = 30 x 0,052
       20
    = 0,0078 mg

Pengenceran bertingkat
                20 mg   : 0,0078 mg
                20          : 256,41 = 20 ml à12,82
Dipipet 1 ml larutan pilokarpin kemudian ad aqua pro injeksi sebanyak 12,82 àdiambil 1 ml ad aqua pro injeksi sebanyak 20 ml.

3.       Faktor pengenceran
a.       Pilokarpin 2%
Berat mencit jantan = 18g
Secara IP :
                     FP = 18g  x 0,5  = 0,3 ml
                                30g
Berat mencit betina = 18g
Secara IP :
                     FP = 16g  x 0,5  = 0,26 ml
                                30g
b.   Adrenalin 1mg/ 1 ml
Berat mencit jantan = 11g
Secara IP :
                     FP = 11g  x 0,5  = 0,18 ml
                                30g
Berat mencit betina = 13g
Secara IP :
                     FP = 16g  x 0,5  = 0,26 ml
                                30g
















No comments:

Post a Comment

My ramadhan journal#

Precious times🌠 _ my Ramadhan journal " This is My summary when I read Surah Muhammad this morning. There is one paragrap...