Monday, October 7, 2019

BIOFARMASEUTIKA : PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI PADA MANUSIA


LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR



LEMBAR KERJA  HASIL PRAKTIKUM

PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI PADA MANUSIA








OLEH :

JUMRAHYANA
(15. 201.506)
KELAS : I – 15






FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2017


BAB I
PENDAHULUAN

·      Cara palpasi ( Metode Riva Rocci)
Segala bentuka pakaian harus dilepaskan dari lengan atas dan manset dipasang dengan ketat dan sempurna pada bagian lengan. Bila manset tidak terpasang dengan ketat makadapat diperoleh pembacaan yang abnormal tinggi. Saluran karet dari manset kemudian dihubungkan dengan manometer. Sekarang rabahlah arteri radialis pada pergelangan tangan orang coba dan takanan dalam manset kemudian diturunkan dengan memutar tombol pada pompa perlahan-lahan yaitu dengan kecepatan kira – kira 3 mm/detik. Saat dimana denyut arteri radialis teraba kembali menunjukkan tekanan darah sistolik.
·         Cara auskultasi ( didengar)
-        manset dipasang dengan ketat dan sempurna pada bagian lengan
-        diletakkan stetoskop pada arteri progdialis
-        usahakan jarak stetoskop dengan manset 5 cm
-        turunkan tekanan manset perlahan – lahan ( sambl melihat alat ukur tekanan darah)
-        ketukkan pertama pada stetoskop merupakan sistoliknya sampai pada ketukkan terakhir adalah diastoliknya
·         cara osilasi (melihat)
-        manset dipasang dengan ketat dan sempurna pada bagian lengan
-        diletakkan stetoskop pada arteri progdialis
-        usahakan jarak stetoskop dengan manset 5 cm
-        dinaikkan tekanan pada manset sampai meebihi tekanan sistoliknya
-        turunkan tekanan manset perlahan – lahan ( sambil melihat air raksa pada spigmomanometer)
-        hentakkan pertama pada air raksa merupakan sistoliknya sampai pada ketukkan terakhir adalah diastoliknya

metode khusus :
1.       tekanan dilihat seteah probandus berada pada keadaan istirahat, perubahan sikap, kerja otot, berpikir, falsafah (ekspirasi)
2.       setelah aktivitas tersebut diukur TD perlakuan, kemudian dicatat tekanan darahnya. Sebelum dan sesudah beraktifitas kemudian dibandingkan dengan hasil semula
BAB II
METODE KERJA

A.    ALAT DAN BAHAN
1.    ALAT
1.       Stetoskop
2.        Spygmomanometer Aneroid
3.        Spygmomanometer digital
4.       Spygmomanometer  air raksa
2.    BAHAN
        Probandus
B.    WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
        Praktikum ini dilaksanakan ada hari Rabu, 22 Februari 2017 pukul 13.00 WIT – selesai. Bertempat di Laboratorium Biofarmaseutika. Fakultas Farmasi. Universitas Indonesia Timur, Makassar.
C. PROSEDUR KERJA
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Diukur tekanan darah dengan cara palpitasi, auskultasi dan osilasi kemudian dicatat hasilnya
3.    Diukur tekanan darah dengan berbagai keadaan, yaitu :
·         tekanan darah istirahat
·         perubahan sikap
·         berpikir
·         falsafah (ekspirasi)
·         muller (inspirasi)
4.    kemudian dibandingkan dengan tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan
A.      metode umum
1)      palpasi (teknik meraba)
·      disiapkan alat dan bahan
·      ditentukan objek yang menjadi probandus
·      dipasangi manset
·      diraba pada arteri radialis pada pergelangan tangan
·      dinaikkan tekanan dalam manset kemudian diturunkan secara perlahan –lahan
·      dirasakan denyut nadi yang timbul, kemudian ditentukan sistolnya
·      dicatat hasil yang diperoleh
2)      auskultasi (teknik mendengar)
·      disiapkan alat dan bahan
·      ditentukan objek yang menjadi probandus
·      dipasangi manset
·      diraba pada arteri pragdialis pada lekuk siku
·      dinaikkan tekanan dalam manset kemudian diturunkan secara perlahan –lahan
·      dirasakan denyut nadi yang timbul, kemudian ditentukan sistol dan diastolnya
·      dicatat hasil yang diperoleh
3)      osilasi (teknik melihat)
·      disiapkan alat dan bahan
·      ditentukan objek yang menjadi probandus
·      dipasangi manset
·      diraba pada arteri radialis pada pergelangan tangan
·      dinaikkan tekanan dalam manset kemudian diturunkan secara perlahan –lahan
·      diamati oksidasi dari air raksa
·      dicatat hasil yang diperoleh
4)      metode khusus
·      disiapkan alat dan bahan
·      ditentukan 6 orang objek yang menjadi probandus
·      ditentukan untuk tekanan darah istirahat, perubahan sikap, berpikir, falsafah (ekspirasi), muller (inspirasi)
·      setelah diukur tekanan darahnya
·      dicatat hasil yang diperoleh




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      HASIL PENGAMATAN
1.    TABEL PENGAMATAN
a.       Metode umum

No

Nama
Tekanan darah (MmHg)
palpasi
auskultasi
osilasi
1
Aswar / siska
100 MmHg
100 MmHg
100/80 MmHg
2
Kasma / satri
120 MmHg
110 MmHg
120/80 MmHg

b.      Metode khusus

No

Nama

Umur

Perlakuan
Tekanan darah (MmHg)

Ket
Sebelum
Sesudah
1
Satriani
20 thn
Istirahat
110/80 MmHg
100/90 MmHg
Naik
2
Hilde
21 thn
Perubahan sikap
100/90 MmHg
100/80 MmHg
Turun
3
Aswar
20 thn
Kerja otot
110/80 MmHg
130/100 MmHg
Naik
4
Kasma
20 thn
Berpikir
110/80 MmHg
120/80 MmHg
Naik
5
Elga
19 thn
Falsafah
100/70 MmHg
110/90 MmHg
Naik
6
Siska
19 thn
muller
100/80 MmHg
110/90 MmHg
Naik

B.      Pembahasan
Selama satu denyut jantung, otot jantung berkontraksi dan keempat dinding ruang jantung ini tertekan seperti tangan yang terkepal. Hal ini menyebabkan tekanan darah dalam ruang jantung. Gaya inilah yang mendorong darah dari atrium ke ventrikel dan kemudian dari ventrikel ke system sirkulasi yang tertutup inilah yang menciptakan “tekanan darah”.
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan alat yang disebut sphygmomanometer. Mula –mula dipasang manset dilengan atas orang yang hendak diukur tekanan darahnya, tepat diatas lipatan siku sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskoptekanan dalam manset dinaikkan dengan cara memompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar. Setalh itu perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan. Pada saat denyut nadi terdengar lagi tingi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik. Pengunduran (pembukaan) dilanjutkan sehingga tekanan dalam manset turun. Pada sat itu denyut nadi akan terdengar lebih jelas untuk kemudian melemah sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolic.
Pada perobaan ini digunakan 2 metode dalam pengukuran tekanan darah. Pada metode umum digunakan cara palpasi. Auskultasi dan osilasi. Sedangkan pada metode khusus dengan cara perlakuan pada keadaan istirahat, perubahan sikap.kerja otot, berpikir,falsafah,muller.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan cara mengukur tekanan darah dengan metode umum maka diperoleh pengukuran dengan cara palpasi adalah 100 mmhg dan 120 mmhg. Secara osilasi yaitu 100 mhg dan 110 mmhg. Secara auskultasi yaitu 100/80 mmhg dan 120/80 mmhg.
Pengukuran tekanan darah menggunakan metode khusus maka diperoleh sebelum keadaan istirahat 110/80 mmhg dan sesudah istirahat 110/90 mmhg. Tekanan darah sebelum perubahan sikap 100/90 mmhg dan sesudah 100/80 mmhg. tekanan darah pada saat kerja otot sebelum yaitu 100/80 mmhg dan sesudah 130/100 mmhg. tekanan darah sebelum berpikir yaitu 110/80 mmhg dan sesudah yaitu 120/80 mmhg. tekanan darah sebelum falsafah yaitu 100/70 mmhg dan sesudah yaitu 11090 mmhg. tekanan darah muller sebelum yaitu 100/80 mmhg dan sesudah yaitu 110/90 mmhg.
tekanan darah sistol adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi jantung sedangkan diastolic adalah tekanan darah pada saat relaksasi jantung.

BAB IV
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
      Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.       Pengukuran tekanan darah manusia digunakan 2 metode yaitu cara palpasi. Auskultasi dan osilasi.
2.       Pada metode khusus dengan cara perlakuan pada keadaan istirahat, perubahan sikap.kerja otot, berpikir,falsafah,muller.
B.      SARAN
Kami sebagai praktikan mengharapkan bimbingan dan arahan pada saat praktikum dan penulisn laporan
Kami sebagai praktikan mengharapkan agar alat dan bahan dilengkapi lagi agar proses praktikum berjalan lancar.
  
Lampiran
Skema kerja





Gambar alat pengukura tekanan darah
a.       Sphygmomanometer air raksa


b.      Sphygmomanometer aneroid

c.       Sphygmomanometer digital



Foto pengamatan
a.       Proses pengukuran tekanan darah dengan metode palpasi menggunakan tensi aneroid




b.      Proses pengukuran tekanan darah dengan metodeauskultasi  menggunakan tensi aneroid dan stetoskop
c.       Proses pengukuran tekanan darah dengan metode osilasi menggunakan tensi air raksa

d.      Proses pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensi digital
e.       









No comments:

Post a Comment

My ramadhan journal#

Precious times🌠 _ my Ramadhan journal " This is My summary when I read Surah Muhammad this morning. There is one paragrap...