LABORATORIUM
BIOFARMASEUTIKA
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
LEMBAR KERJA HASIL PRAKTIKUM
PENGUKURAN TEKANAN
DARAH ARTERI PADA MANUSIA
OLEH :
JUMRAHYANA
(15. 201.506)
KELAS : I – 15
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
TIMUR
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
·
Cara palpasi ( Metode Riva Rocci)
Segala bentuka pakaian harus dilepaskan dari lengan atas dan manset
dipasang dengan ketat dan sempurna pada bagian lengan. Bila manset tidak
terpasang dengan ketat makadapat diperoleh pembacaan yang abnormal tinggi.
Saluran karet dari manset kemudian dihubungkan dengan manometer. Sekarang
rabahlah arteri radialis pada pergelangan tangan orang coba dan takanan dalam
manset kemudian diturunkan dengan memutar tombol pada pompa perlahan-lahan
yaitu dengan kecepatan kira – kira 3 mm/detik. Saat dimana denyut arteri
radialis teraba kembali menunjukkan tekanan darah sistolik.
·
Cara auskultasi ( didengar)
-
manset dipasang dengan ketat dan sempurna pada
bagian lengan
-
diletakkan stetoskop pada arteri progdialis
-
usahakan jarak stetoskop dengan manset 5 cm
-
turunkan tekanan manset perlahan – lahan ( sambl
melihat alat ukur tekanan darah)
-
ketukkan pertama pada stetoskop merupakan
sistoliknya sampai pada ketukkan terakhir adalah diastoliknya
·
cara osilasi (melihat)
-
manset dipasang dengan ketat dan sempurna pada
bagian lengan
-
diletakkan stetoskop pada arteri progdialis
-
usahakan jarak stetoskop dengan manset 5 cm
-
dinaikkan tekanan pada manset sampai meebihi
tekanan sistoliknya
-
turunkan tekanan manset perlahan – lahan (
sambil melihat air raksa pada spigmomanometer)
-
hentakkan pertama pada air raksa merupakan
sistoliknya sampai pada ketukkan terakhir adalah diastoliknya
metode
khusus :
1. tekanan
dilihat seteah probandus berada pada keadaan istirahat, perubahan sikap, kerja
otot, berpikir, falsafah (ekspirasi)
2. setelah
aktivitas tersebut diukur TD perlakuan, kemudian dicatat tekanan darahnya.
Sebelum dan sesudah beraktifitas kemudian dibandingkan dengan hasil semula
BAB II
METODE KERJA
A. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
1.
Stetoskop
2.
Spygmomanometer Aneroid
3.
Spygmomanometer
digital
4.
Spygmomanometer
air raksa
2. BAHAN
Probandus
B. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan ada hari
Rabu, 22 Februari 2017 pukul 13.00 WIT – selesai. Bertempat di Laboratorium
Biofarmaseutika. Fakultas Farmasi. Universitas Indonesia Timur, Makassar.
C.
PROSEDUR KERJA
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Diukur
tekanan darah dengan cara palpitasi, auskultasi dan osilasi kemudian dicatat
hasilnya
3. Diukur
tekanan darah dengan berbagai keadaan, yaitu :
·
tekanan darah istirahat
·
perubahan sikap
·
berpikir
·
falsafah (ekspirasi)
·
muller (inspirasi)
4. kemudian
dibandingkan dengan tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan
A. metode
umum
1)
palpasi (teknik meraba)
·
disiapkan alat dan bahan
·
ditentukan objek yang menjadi probandus
·
dipasangi manset
·
diraba pada arteri radialis pada pergelangan
tangan
·
dinaikkan tekanan dalam manset kemudian
diturunkan secara perlahan –lahan
·
dirasakan denyut nadi yang timbul, kemudian
ditentukan sistolnya
·
dicatat hasil yang diperoleh
2)
auskultasi (teknik mendengar)
·
disiapkan alat dan bahan
·
ditentukan objek yang menjadi probandus
·
dipasangi manset
·
diraba pada arteri pragdialis pada lekuk siku
·
dinaikkan tekanan dalam manset kemudian
diturunkan secara perlahan –lahan
·
dirasakan denyut nadi yang timbul, kemudian
ditentukan sistol dan diastolnya
·
dicatat hasil yang diperoleh
3)
osilasi (teknik melihat)
·
disiapkan alat dan bahan
·
ditentukan objek yang menjadi probandus
·
dipasangi manset
·
diraba pada arteri radialis pada pergelangan
tangan
·
dinaikkan tekanan dalam manset kemudian
diturunkan secara perlahan –lahan
·
diamati oksidasi dari air raksa
·
dicatat hasil yang diperoleh
4)
metode khusus
·
disiapkan alat dan bahan
·
ditentukan 6 orang objek yang menjadi probandus
·
ditentukan untuk tekanan darah istirahat,
perubahan sikap, berpikir, falsafah (ekspirasi), muller (inspirasi)
·
setelah diukur tekanan darahnya
·
dicatat hasil yang diperoleh
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
PENGAMATAN
1.
TABEL PENGAMATAN
a.
Metode umum
No
|
Nama
|
Tekanan darah (MmHg)
|
palpasi
|
auskultasi
|
osilasi
|
1
|
Aswar / siska
|
100 MmHg
|
100 MmHg
|
100/80 MmHg
|
2
|
Kasma / satri
|
120 MmHg
|
110 MmHg
|
120/80 MmHg
|
b.
Metode khusus
No
|
Nama
|
Umur
|
Perlakuan
|
Tekanan darah (MmHg)
|
Ket
|
Sebelum
|
Sesudah
|
1
|
Satriani
|
20 thn
|
Istirahat
|
110/80 MmHg
|
100/90 MmHg
|
Naik
|
2
|
Hilde
|
21 thn
|
Perubahan sikap
|
100/90 MmHg
|
100/80 MmHg
|
Turun
|
3
|
Aswar
|
20 thn
|
Kerja otot
|
110/80 MmHg
|
130/100 MmHg
|
Naik
|
4
|
Kasma
|
20 thn
|
Berpikir
|
110/80 MmHg
|
120/80 MmHg
|
Naik
|
5
|
Elga
|
19 thn
|
Falsafah
|
100/70 MmHg
|
110/90 MmHg
|
Naik
|
6
|
Siska
|
19 thn
|
muller
|
100/80 MmHg
|
110/90 MmHg
|
Naik
|
B. Pembahasan
Selama satu denyut jantung, otot jantung berkontraksi dan keempat dinding
ruang jantung ini tertekan seperti tangan yang terkepal. Hal ini menyebabkan
tekanan darah dalam ruang jantung. Gaya inilah yang mendorong darah dari atrium
ke ventrikel dan kemudian dari ventrikel ke system sirkulasi yang tertutup
inilah yang menciptakan “tekanan darah”.
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan alat yang disebut
sphygmomanometer. Mula –mula dipasang manset dilengan atas orang yang hendak
diukur tekanan darahnya, tepat diatas lipatan siku sambil mendengarkan denyut
nadi menggunakan stetoskoptekanan dalam manset dinaikkan dengan cara memompa
karet sampai denyut nadi tidak terdengar. Setalh itu perlahan-lahan tekanan
dalam manset diturunkan. Pada saat denyut nadi terdengar lagi tingi air raksa
dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik. Pengunduran
(pembukaan) dilanjutkan sehingga tekanan dalam manset turun. Pada sat itu
denyut nadi akan terdengar lebih jelas untuk kemudian melemah sampai akhirnya
tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah tinggi air raksa dalam
sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolic.
Pada perobaan ini digunakan 2 metode dalam pengukuran tekanan darah. Pada
metode umum digunakan cara palpasi. Auskultasi dan osilasi. Sedangkan pada
metode khusus dengan cara perlakuan pada keadaan istirahat, perubahan
sikap.kerja otot, berpikir,falsafah,muller.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan cara mengukur tekanan darah
dengan metode umum maka diperoleh pengukuran dengan cara palpasi adalah 100
mmhg dan 120 mmhg. Secara osilasi yaitu 100 mhg dan 110 mmhg. Secara auskultasi
yaitu 100/80 mmhg dan 120/80 mmhg.
Pengukuran tekanan darah menggunakan metode khusus maka diperoleh sebelum
keadaan istirahat 110/80 mmhg dan sesudah istirahat 110/90 mmhg. Tekanan darah
sebelum perubahan sikap 100/90 mmhg dan sesudah 100/80 mmhg. tekanan darah pada
saat kerja otot sebelum yaitu 100/80 mmhg dan sesudah 130/100 mmhg. tekanan
darah sebelum berpikir yaitu 110/80 mmhg dan sesudah yaitu 120/80 mmhg. tekanan
darah sebelum falsafah yaitu 100/70 mmhg dan sesudah yaitu 11090 mmhg. tekanan
darah muller sebelum yaitu 100/80 mmhg dan sesudah yaitu 110/90 mmhg.
tekanan darah sistol adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi
jantung sedangkan diastolic adalah tekanan darah pada saat relaksasi jantung.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Pengukuran tekanan darah manusia digunakan 2
metode yaitu cara palpasi. Auskultasi dan osilasi.
2.
Pada metode khusus dengan cara perlakuan pada
keadaan istirahat, perubahan sikap.kerja otot, berpikir,falsafah,muller.
B. SARAN
Kami sebagai praktikan mengharapkan bimbingan
dan arahan pada saat praktikum dan penulisn laporan
Kami
sebagai praktikan mengharapkan agar alat dan bahan dilengkapi lagi agar proses
praktikum berjalan lancar.
Lampiran
Skema
kerja
Gambar
alat pengukura tekanan darah
a.
Sphygmomanometer air raksa
b.
Sphygmomanometer aneroid
c.
Sphygmomanometer digital
Foto pengamatan
a. Proses
pengukuran tekanan darah dengan metode palpasi menggunakan tensi aneroid
b. Proses
pengukuran tekanan darah dengan metodeauskultasi menggunakan tensi aneroid dan stetoskop
c. Proses
pengukuran tekanan darah dengan metode osilasi menggunakan tensi air raksa
d. Proses
pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensi digital
e.