FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
LAPORAN PRAKTIKUM
KELARUTAN
OLEH :
JUMRAHYANA
KELAS/ KLP : I – 15 / II ( DUA )
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari – hari. Di dalam kebanyakan reaksi berlangsung dalam air. Tubuh menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Pada tumbuhan nutrisi diangkut dalam larutan air ke semua bagian jaringan. Banyak reaksi – reaksi kimia yang dikenal, baik dalam Labortorium atau di industri terjadi dalam larutan.
Pengertian larutan digunakan dalam beberapa paham. Kelarutan menyatakan secara kualitatif untuk menyatakan komposisi dari larutan. Suatu larutan dikatakan larutan tidak jenuh jika solute dapat ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam konsentrasinya.
Larutan di definisikan sebagai zat homogen yang merupakan dari dua komponen atau lebih yang dapat berupa gas, cairan atau padatan.
Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia maupun fisika ke dalam bahan cair. Larutan dapat digolongkan menjadi larutan langsung ( direct ) dan larutan tidak langsung ( indirect ). Larutan langsung adalah larutan yang terjadi karena semata – mata peristiwa fisika bukan peristiwa kimia. Sedangkan larutan tidak langsung adalah larutan yang terjadi semata – mata karena peristiwa kimia bukan peristiwa fisika.
Kelarutan adalah fungsi sejumlah parameter molekul , pengionan, struktur dan ukuran molekul , struktur kimia dan struktur elektrolit. Semuanya akan mempengaruhi antaraksi dasar pelarut dan terlarut. Karena sebagia besar struktur hidup terdiri dari air, semua reaksi biokimia didasarkan pada molekul kecil yang terlarut pada fase air ( seperti sitosol ) atau pada makromolekul yang terdispersi pada fase ini biasanya pada kedua – duanya, membrane organel bersifat lipid dan dapat melarutkan molekul hidrofob polar ataupun non polar.
MAKSUD PERCOBAAN
Maksud percobaan yaitu untuk mengetahui kelarutan suatu zat dalam pelarut tertentu pada suhu 25˚C - 90˚C
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan perobaan yaitu untuk menghitung kelarutan beberapa pelarut tertentu pada beberapa suhu.
PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip percobaan yaitu Berdasarkan percobaan yang dilakukan yaitu untuk mengetahui dan menentukan kelarutan suatuzat padat yakni Sampel Gula berdasarkan parameter suhu dengan dilarutkan kedalam aquadest dipanaskan pada suhu tertentu dan kemudian di saring dan setelah itu dikeringkan dalam oven selama ± 1 jam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI RINGKAS
Larutan adalah sediaan yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan seril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada injections, wadah harus di kosongkan dengan cepat kemasan boleh lebih dari 1 Liter.
Kuantitas relative suatu zat tertentu dalam larutan disebut konsentrasi. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Dalambeberapa hal konsentrasi juga menentukan hasil reaksi yang terbentuk.
Apabila zat padat atau cairan larut dalam cairan maka dalam campuran terjadi gaya tarik menarik antar molekul ( intermolekul) zat terlarut dan pelarut. Selain itu juga terdapat gaya tarik menarik didalam molekul ( intromolekul) itu sendiri yang menyebabkan molekulnya masih tetap.
Suatu zat dikatakan tak larut jika zat tersebut larut sangat sedikit, misalnya kurang dari 0,1 g zat terlarut dalam 1000 g pelarut. Bila cairan tak dapat larut satu sama lain maka keduanya tak dapat tercampur contohnya air dan minyak, molekul air saling menarik begitu kuat berdasarkan ikatan hydrogen sehingga molekul non keruh seperti minyak terperas keluar menuju lapisan atas.
Sebab – sebab kelarutan seringkali dikatakan bahwa kelarutan itu disebabkan oleh gaya – gaya molecular. Bahwa hal ini tidak benar, dapat dilihat dari kenyataan bahwa dua gas tercampur dalam semua perbandingan dan memiliki sifat saling larut yang tidak terbatas. Percampuran disebabkan oleh aksi timbal balik tetapi oleh gerak molekul dan kenyataan bahwa keadaan tercampur sangat mungkin dari kenyataan tidak tercampur. Kelarutan timbal balik gas karenanya adalah aspek awal dari statistic hukum kedua.
B. URAIAN BAHAN
Aquadest ( FI Edisi III Hal. 96 )
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : air suling
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : cairan jernih, tidak berbau, tidak mempunyai rasa , tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Gula ( FI Edisi III Hal. 725 )
Nama resmi : SAKAROSA
Nama lain : Gula
Rumus molekul : C12H22O11
Berat molekul : 342,20
Pemerian : hablur tidak berwarna atau massa hablur atau serbuk warna putih,
Tidak berbau , rasa manis.
Kelarutan : larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370 bagian etanol ( 95% ).
BAB III
METODE KERJA
A. Jenis Perobaan
Percobaan yang akan dilakukan dalam laboratorium adalah kelarutan
B.Waktu Dan Tempat Percobaan
Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Februari 2017. Pukul 16.00 – 18.00 WITA.
Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia Timur.
C. Alat Dan Bahan
Alat
Batang pengaduk, beker gelas, Bunsen, cawan porselin, gelas ukur, kaki tiga, kertas saring, lap kasar/ lap halus, oven, pinset, pipet tetes, thermometer, timbangan analitik.
BahanAir suling/ aquadest , Gula pasir
D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang sampel gula sebanyak 10 g
3. Kemudian dilarutkan dengan aquadest sebanyak 100 ml selama 5 – 15 menit.
4. Kemudian dipanaskan pada suhu 25˚C, 30˚C, 40˚C, 50˚C, 60˚C, 70˚C, 80˚C , 90˚C
5. Kemudian diambil kertas saring , Ditimbang bobot awal (A)
6. Disaring gula menggunakan kertas saring
7. Dikeringkan kertas saring dalam oven pada suhu 100˚C selama 1 jam
8. Dihitung bobot akhir dari kertas saring (B)
9. Dihitung kelarutannya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Tabel pengamatan
No.
|
sampel
|
Berat
sampel
|
suhu
|
Berat kertas saring
|
Kelarutan
Berat sampel – (b-a)
|
|
Sesudah
(B)
|
Sebelum
(A)
|
|||||
1
|
Gula
|
10,2 gram
|
50 ˚C
|
1,5 g
|
1,2 g
|
9,7 gram
|
2
|
Gula
|
10 gram
|
60 ˚C
|
1,5 g
|
1,3 g
|
9,8 gram
|
3
|
Gula
|
10,1 gram
|
70 ˚C
|
1,5 g
|
1,3 g
|
9,9 gram
|
4
|
Gula
|
10,3 gram
|
80 ˚C
|
1,5 g
|
1,3 g
|
10,1 gram
|
2. Pembahasan
Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai membentuklarutan jenuh.
Pada percobaan ini diamati dan dihitung kelarutan dari gula yang dipengaruhi oleh suhu, suhu yang digunakan dalam percobaan ini yaitu 50˚C, 60˚C, 70˚C, 80˚C . sampel yang digunakan yaitu gula pasir.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dengan menimbang gula pasir sebanyak 10 gram untuk masing – masing suhu dan dilarutkan dalam aquadest hingga 100 ml kemudian dipanaskan hingga suhu mencapai 50˚C, 60˚C, 70˚C, 80˚C lalu disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang bobot awalnya kemudian dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu 100 ˚C. kemudian ditimbang kertas saring + sampel masing – masing beratnya adalah 1,5 gram.
Maka diperoleh kelarutan gula pasir pada suhu 50˚C yaitu 9,7 gram, pada suhu 60˚C yaitu 9,8 gram , pada suhu 70˚C yaitu 9,9 gram dan pada suhu 80˚C yaitu 10,1 gram.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi suatu zat diataranya :
a. Suhu pelarut, semakin tinggi suhunya maka semakin besar kelarutannya
b. Penambahan surfaktan dapat menambah kelarutan
c. Penambahan zat pengompleks
d. Ukuran partikel yang sangat kecil, makin mudah larut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
--> Suhu mempengaruhi kelarutan, semakin tinggi suhunya maka semakin banyak jumlah yang dapat larut, sebaliknya. Yang berarti suhu sebanding dengan kelarutan zat padat
-->Pada suhu 50˚C berat kertas saring kosong yaitu 1,2 g sedangkan berat kertas saring + sampe yaitu 1,5 g. pada suhu 60˚C berat kertas saring kosong yaitu 1,3 g sedangkan berat kertas saring + sampe yaitu 1,5 g. Pada suhu 70˚C berat kertas saring kosong yaitu 1,3 g sedangkan berat kertas saring + sampe yaitu 1,5 g. Pada suhu 80˚C berat kertas saring kosong yaitu 1,3 g sedangkan berat kertas saring + sampe yaitu 1,5 g.
-->Faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu ; jenis zat pelarut, pengaruh kerapatan temperature atau suhu, tekanan dan pembentukan kompleks; ukuran partikel; penambahan surfaktan.
SARAN
Kami sebagai praktikan mengharapkan bimbingan dan arahan pada saat praktikum dan penulisn laporan
Kami sebagai praktikan mengharapkan agar alat dan bahan dilengkapi lagi agar proses praktikum berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, aziz . 2010. Dasar – Dasar Ilmu Kimia. Jakarta : Poliguma Widya Pustaka
Anief, moh . 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Universitas Press
Mochtar . 1989. Farmasi Fisika. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI
LAMPIRAN
SKEMA KERJASampel gula 10 g Aquadest
Diaduk sampai larut selama 15 menit
Dipanaskan pada suhu 25˚C, 30˚C, 40˚C, 50˚C, 60˚C, 70˚C, 80˚C , 90˚C
Ditimbang kertas saring ( A gram )
Disaring larutan gula dengan kertas saring
Kertas saring dan sampel dikeringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 100˚C
Ditimbang kertas saring + sampel (B gram )
Dihitung kelarutan gula
Analisis data
Pembahasan
Kesimpulan
2. Perhitungan
Pada suhu 50˚C
Kelarutan = berat sampel – ( B – A )
= 10 gram – ( 1,5 g – 1,2 g )
= 10 gram – 0,3 gram
= 9,7 gram
Pada suhu 60˚C
Kelarutan = berat sampel – ( B – A )
= 10 gram – ( 1,5 g – 1,3 g )
= 10 gram – 0,2gram
= 9,8 gram
Pada suhu 70˚C
Kelarutan = berat sampel – ( B – A )
= 10,1 gram – ( 1,5 g – 1,3 g )
= 10,1 gram – 0,2gram
= 9,9 gram
Pada suhu 80˚C
Kelarutan = berat sampel – ( B – A )
= 10,3 gram – ( 1,5 g – 1,3 g )
= 10,3 gram – 0,2gram
= 10,1 gram
FOTO PENGAMATAN
KERTAS SARING KOSONG
SAMPEL GULA
PENYARINGAN LARUTAN GULA
KERTAS SARING + SAMPEL